Pages

Rabu, 08 Juni 2011

KONSEP DASAR MANUSIA lanjutan 3

  • Manusia dan keindahan
Keindahan asal kata dari “benum”, yang berarti kebaikan, dalam bahasa Inggris menjadi “beautiful”. Keindahan asal kata dasar indah yang berarti bagus, cantik, elok, molek. Keindahan identik dengan kebenaran. Segala yang indah selalu mengandung kebenaran, namun meskipun kelihatannya indah tetapi tidak mempunyai unsur kebenaran, maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan di dapatkan dari melihat alam secara langsung, melalui radio, TV, film dan media lain. Untuk mendapatkan dan menikmati keindahan, orang sering membuang waktu, uang, tenaga yang tidak sedikit jumlahnya. Ada suatu kecenderungan, semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin tinggi pula hasrat dan keinginan untuk menghargai keindahan. Keindahan dalam arti luas meliputi : seni, alam, moral, intelektual. Sedangkan dalam arti sempit, sering diartikan keindahan bentuk dan warna.
Keindahan adalah suatu susunan keserasian yang dapat menciptakan kesenangan bagi penglihatan dan pendengaran. Kehalusan merupakan sikap yang lembut dalam menghadapi orang lain. Lembut dalam mengucapkan kata-kata, lembut dalam sikap anggota badan. Sikap halus dan lembut merupakan cermin hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama.


  • Manusia dan kehalusan
Kehalusan dalam bertingkah laku sangat berhubungan dengan perbuatan lemah lembut, sopan santun, baik budi bahasa dan beradab. Kehalusan dalam bertingkah laku ditunjukkan dalam tingkah laku. Kehalusan dalam bersikap menunjukkan orang itu mempunyai sopan santun dan mempunyai budi bekerti.
Sikap halus atau lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesame. Sikap ini juga merupakan perwujudan dari sifat ramah, sopan, sederhana dalam pergaulan. Sikap halus juga dimiliki orang yang rendah hati yaitu orang yang halus tutur katanya, sopan tingkah lakunanya, tidak sok, tidak membedakan pangkat dan derajat dalam pergaulan. Sikap halus dimulai dari keluarga. Dalam keluarga sudah terbiasa dengan suasana damai, bahagia dan dijumpai kelembutan. Hal ini niscaya akan mampu diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat. Pergaulan dalam keluarga dengan demikian akan mampu melahirkan kehalusan dalam pergaulan hingga mewujudkan ketentraman dan kesejahteraan masyarakat.


  • Manusian dan kegelisahan

Kegelisahan asal kata gelisah artinya resah, rasa tak tentram, rasa selalu khawatir, tidak tenang, tidak sabar menunggu, cemas dsb. Menurut Sigmund Freud ada tiga macam kecemasan : (1) kecemasan kenyataan, yaitu kecemasan karena ada bahaya dari luar yang mengancam. (2) kecemasan Neurorik (syaraf), yaitu kecemasan karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah seperti ; phobia, gugup, kecemasan karena bayangan diri sendiri. (3) kecemasan moral, yaitu kecemasan yang disebabkan oleh sifat tamak, kikir, iri hati, dengki dan lain-lain yang tidak terpuji dihadapan manusia dan Alloh.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya jalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, memandang jauh kedepan sambil mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau wajah sayu, malas bicara dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemaan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkannya tidak tercapai.
Kegelisahan pada diri manusia biasanya sangat erat kaitannya dengan sebauh kata “Tanggung Jawab”. Baik secara individual, sosial maupun religius. Jika usaha yang telah kita lakukan untuk mempertanggung jawabkan mengalami kesulitan dan kendala, kegagalan atau tidak berhasil maka secara langsung otak kita akan terkoneksi dengan yang direspon “Kegagalan dan permasalahan”. Dengan kata lain terkoneksi dengan hati, perasaan dan pikiran. Baik disadari atau tidak disadari. Begitu pula jika yang telah dilakukan telah memcapai titik maksimum dan berhasil maka kita sendiri tidak luput dari permasalahan dan kegelisahan, sebagai conth kegelisahan untuk mempertahankannya dan sebaginya.

  • Manusia dan tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku dan perbuatannya yang sengaja ataupun tidak sengaja. Manusia pada hakekatnya merupakan mahluk yang bertanggung jawab, karena manusia memiliki tuntutan yang besar untuk hidup. Bertanggung jawab mengingat ia mementingkan sejumlah peranan dalam konteks social, individual ataupun teologis. Dalam konteks social, manusia merupakan mahluk social yang tidak dapat hidup sendirian. Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam jalinan social harus dapat dipertanggungjawabkan, sehingga tidak mengganggu consensus nilai yang telah disetujui bersama. Tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan dengan konteks teologis.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung risiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Orang-orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda: "Mintalah petunjuk pada hati (nurani)mu."
Dalam wacana keislaman, tanggung jawab adalah tanggung jawab personal. Seorang muslim tidak akan dibebani tanggung jawab orang lain. Allah berfirman: "Setiap jiwa adalah barang gadai bagi apa yang ia kerjakan." Dan setiap pojok dari ruang kehidupan tidak akan lepas dari tanggung jawab. Kullukum râ'in wa kullukum mas'ûlun 'an Ro‘iyyatih.....

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD). Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes, Gifts for GirlFriend And Skull Belt Buckles.